Tenaga Kerja Indonesia (TKI) VS Internet Marketers (IMers)

Halo sobat netter...membaca judul diatas, memang terkesan tidak nyambung yah . Tapi tunggu dulu, saya punya argumen kenapa kedua profesi tersebut bisa memberikan kontribusi yang besar bagi bangsa ini dengan caranya masing-masing. Dan mana yang lebih baik jika kedua profesi tersebut dibandingkan ?

Seperti kita tahu TKI atau Tenaga Kerja Indonesia adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Namun demikian, istilah TKI seringkali dikonotasikan sebagai pekerja kasar. Sebenarnya konotasi tersebut bisa dibilang tidak beralasan, karena tidak sedikit juga tenaga kerja Indonesia yang berprofesi sebagai tenaga ahli, peneliti, superviser, dsb yang bukan dikategorikan sebagai pekerja kasar dinegara lain. Tapi satu hal yang harus kita akui apapun profesi tenaga kerja kita (*red Indonesia) diluar, mereka merupakan para pahlawan devisa bagi negara ini.

Nah, berbeda dengan Pemasaran Internet atau Internet marketing adalah segala usaha yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa melalui atau menggunakan media Internet atau jaringan www. Orang-orang yang menjalankan profesi tersebut sering disebut dengan istilah Internet Marketer. Sekilas profesi tersebut memang tidak ada kaitannya dengan TKI bukan ?, tapi bagaimana pendapat anda jika ada orang yang mengatakan bahwa Internet Marketer juga bisa menjadi pahlawan devisa bagi negara ini... Yup, mungkin tidak masuk akal tapi lihatlah kontribusi para marketer online lokal dipasar luar yang berhasil mengeruk ribuan dollar perbulan dan mendatangkannya ke negara ini, sebagai contoh lihatlah seorang mahasiswa 20 thn bernama maulana malik yang bisa hasilkan $2800 dalam satu hari dari bisnis website flipping diinternet. Hmm..bukankah ini juga bisa dikategorikan pemasukan bagi negara ini.

Bagaimana menurut anda, mana yang lebih unggul dari kedua profesi tersebut ?,

Coba kita hitung-hitung dengan angka. Menurut data bnp2tki standart gaji TKI tahun 2009 adalah 7-8 juta/bulan dengan masa kontrak 4-5 tahun. Setelah dipotong biaya hidup, rata-rata TKI dikorea bisa mendatangkan uang Rp 250-400 juta ke Indonesia selama 4-5 tahun kontrak..Hmm...Dengan jumlah mencapai 12.000 kepala tahun 2010, hitung saja berapa anggaran pembangunan Indonesia yang ditopang para TKI dari di Korea...

Sekarang coba kita bandingkan dengan salah seorang online marketer senior bernama GM Susanto yang bisa hasilkan $100 - $300 setiap hari dari program affiliasi di clickbank atau seorang welly mulia yang bisa hasilkan ribuan dollar perbulan dari profesinya sebagai online marketer dipasar luar. Mereka hanya beberapa contoh dari para marketer lokal yang bisa memasukan $1000 - $10.000 perbulan ke Indonesia. Yup, semua dilakukan hanya dengan menggunakan koneksi internet & seperangkat komputer saja. Sekarang coba kita bayangkan berapa devisa yang bisa didatangkan dari internet jika jumlah online marketer lokal sebanyak TKI diluar negeri.

Sobat netter, terlalu subyektif jika saya mengatakan mana yang lebih unggul dari dua profesi tersebut. Karena masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangannya sendiri-sendiri, tapi yang perlu kita cermati sekarang merupakan era tehknologi dimana segala macam batasan sudah bisa dihilangkan.

Jadi, siapa bilang kita harus keluar negeri untuk bisa masukan uang ke Indonesia. Sekarang adalah era dimana kita dituntut untuk bersaing dengan kreatifitas, semoga ketidakadilan terhadap pahlawan devisa hanya cukup terjadi didunia nyata saja

"Kami Tidak Mampu Menyumbang Hal-hal Yang Besar, Kami hanya bisa melakukan hal-hal kecil dengan cinta untuk tanah airku..." - TKI Korea.com -

Best Regards,



* Artikel ini ditujukan untuk menghormati peran para pahlawan devisa atas jasanya bagi pembangunan negeri ini